Sejarah Hello Jadoo di Indonesia

I.   Sekapur Sirih


Hello Jadoo adalah animasi asal Korea Selatan berdasarkan kisah sang penulis Lee Bin tahun 1978–1981. Kesuksesan besar animasi adalah tahap lanjut dari kesuksesan sebelumnya yang sudah hadir dalam bentuk manhwa atau komik.



II.  Sentuhan Pertama Choi Ja-doo untuk Bangsa Indonesia


19 Mei 2015 Hello Jadoo melakukan kunjungan ke Pulau Bali, yang foto-fotonya masih ada di halaman Facebook resminya.

Hello Jadoo memulai self-introducing di Indonesia pada tahun 2018 tanggal 12 Desember di Cibubur. Sosok yang menarik serta perangai yang menyenangkan membuat anak-anak dan para orangtua penasaran apa itu Hello Jadoo. Videonya ada di channel YouTube "Agfha Mizan".

Kemudian muncul gadis muda bernama Asta Kidz di YouTube dengan videonya yang selalu berhasil menghibur anak-anak, termasuk "Jaduisasi" yang dilakukannya. Karena didukung oleh perekonomian yang sukses, Asta Kidz juga gemar membeli berbagai merchandise dan mempresentasikannya melalui video-videonya yang "berwarna". Dia juga yang memberitahu akan adanya acara karaoke lagu Hello Jadoo di Cibubur, sehingga membuat video lirik opening Hello Jadoo lengkap dengan terjemahannya. Dia jugalah yang dubbed video episode "Aku Ingin menjadi Cantik".



III. NET. Bukanlah yang Pertama


Pada tanggal 22 Juni 2019 stasiun televisi swasta bernama SCTV adalah pihak yang pertama kali menyiarkan Hello Jadoo di Indonesia secara resmi. Iklan dipasang dimana-mana, foto beserta video bertebaran di linimasa, dan antusiasme publik tak dapat disangkal. Hello Jadoo berhasil menghipnotis Indonesia dengan ceritanya yang mewakili masa kecil para penonton yang rata-rata berusia 20 tahun keatas. Adapun yang ditayangkan adalah Season 2: 대한민국 대표 국민 애니메이션.

Dengan metode penayangan akhir pekan, membuat anak-anak juga sulit menahan diri untuk ikut menyaksikan aksi Jadoo Choi dan kawan-kawannya. Apalagi jam tayang yang sangat bersahabat yaitu pukul 8 pagi.

Lama-kelamaan adegan Hello Jadoo di layar keluarga semakin memudar, hingga SCTV tak menayangkan lagi Hello Jadoo pada akhirnya. Meskipun Hello Jadoo tetap menggelar acara keluarga di Lippo Plaza Kramat Jati yang dokumennya ada di channel YouTube "Agfha Mizan".



IV. Peralihan "The Official Broadcaster"


Pada suatu hari stasiun televisi swasta NET. membeli Hello Jadoo dari SCTV. Jika dilempar ke RTV 'kan sudah ada Banzi's Diary, sehingga dibelinya Hello Jadoo oleh NET. dari SCTV adalah suatu hal yang bijaksana (meskipun NET. sendiri sudah punya Shinbi's House sejak satu triwulan lalu).

Tanggal 26 Desember 2020 Hello Jadoo pertama kali ditayangkan kembali setelah vakum dari layar keluarga selama berbulan-bulan. Lalu tanggal 7 Januari 2021 video pertama diupload channel YouTube resmi saluran NET.. Dan sampai saat ini NET. masih dikenal sebagai "The Official Broadcaster" Hello Jadoo untuk Indonesia.

Tak ada yang bisa diperoleh kecuali kesuksesan besar pada tahun 2021, meski jadwal tayang kerap berubah. Hello Jadoo ternyata jauh melebihi target pasar, dan jika digambarkan dengan grafik akan terlihat jelas kenaikan garis yang super ekstrim. Ini menandakan bahwa Hello Jadoo kembali dengan tingkat booming yang jauh lebih parah dibandingkan tahun 2019. Sebuah pencapaian yang gila serta luar biasa!



V.  Apakah Shinbi Musuh dari Jadoo?


Semakin besar popularitas maka semakin besar pula kemungkinan adanya persaingan. Kita perlu mengingat selalu salahsatu hukum kehidupan ini untuk memandu kedewasaan kita dalam menghadapi suatu problema.

Aslinya tak ada rivalitas yang terlalu signifikan antara Shinbi's House dengan Hello Jadoo. Namun karena Shinbi's House terlalu berambisi untuk menjadi "The Number One" di Korea seperti Hello Jadoo, alhasil konflik lunak antara masing-masing klub penggemar kadang menjadi hal yang lumrah diamati. Ditambah lagi keduanya ditayangkan di stasiun yang sama, baik di Indonesia ataupun di negeri asalnya (Tooniverse). Untungnya konflik lunak yang terkadang pecah masih berada di dimensi horizontal dengan kategori perang dingin. Itulah mengapa paman Jadoo pernah berkata “…orang berkumpul karena minat yang sama.”



VI. Sisa Ledakan Hello Jadoo


Gelombang Mikro-kosmik alias CMB yang biasa kita dengar di TV atau radio butut adalah sisa pancaran dari BigBang 13,8 miliyar tahun lalu. Nah ibaratkan sebagai BigBang, fosil dari ledakan Hello Jadoo tentu masih bisa dirasakan dengan jelas.

Tahun 2021 grup WhatsApp dan Facebook bercorak Hello Jadoo banyak bermunculan, menjelma sebagai organisasi publik yang cukup populer di kalangan yang nonton bareng didepan televisi, bukan kalangan scroll gadget dan melototin HP yang nolep di kamar.

Bahkan salahsatu animasi nomor satu strata internasional, Upin & Ipin setidaknya mendapat pengaruh sedikitnya dari Hello Jadoo di era modern-nya. Salahsatunya ialah dengan ditambahkannya genre ballad di Upin & Ipin. Anda boleh lihat referensi di "Periodisasi Upin & Ipin" karya Agfha Mizan.

Lalu pada tahun 2022 muncul seorang pengamat Hello Jadoo bernama Agfha Mizan yang menyajikan "Jaduisasi" melalui tulisan-tulisannya di Facebook & blog dan juga dalam video-videonya di YouTube. Agfha Mizan mendirikan Indonesian Hello Jadoo Observer, yaitu badan publik yang khusus mengkaji, meneliti, dan mengamati Hello Jadoo.



VII. Seucap Sayang


Hello Jadoo akan terus digemari dengan berbagai prestasi dan keunikannya, yang memberi edukasi filsafat melalui kompleksitas ceritanya. Ada lucu, ada sedih, ada rumit, ada misterius, dan lain-lain. Bahkan Agfha Mizan mengklasifikasikan episode Hello Jadoo menjadi 5 kategori berdasarkan kandungan kisahnya, yaitu:
 •   Learning To Live
 •   Sacrifice
 •   Romantic
 •   Friendship
 •   Story and History
Jadilah saksi akan sejarah, sebab 100 atau 200 tahun yang akan datang kita adalah masyarakat yang mereka sebut sebagai masa lalu. Bukan hanya romantisme masa lalu, lebih dari sekedar keindahan era lampau, tapi jadilah saksi akan sejarah.

Saya Tn. Penulis mengucapkan terima kasih banyak teruntuk semua yang telah membaca kumpulan huruf ini hingga tamat.
Sampai jumpa…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hello Jadoo dan Kesalahpahaman Bangsa Indonesia

Evolusi Hello Jadoo Hingga Menjadi Aenimanhwa Kelas Dunia Yang Kita Kenal

12 Episode Terbaik Hello Jadoo | Indonesian Hello Jadoo Observer

"Hello? It's Jadoo!!" Penulis Lee Bin Mengadakan Acara Penandatanganan Penggemar